Kali
ini blog Sederhana ini akan update dengan kisah nyata tentang
perjuangan hidup seorang mahasiswi yang kuliah sambil menjadi pemulung.
Kisah nyata ini saya ambil dari usaha kreatif muslim[dot]com. Semoga
kisah ini bermanfaat untuk perenungan kita semua, Aamiin.
Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang. Tapi, bagaimana
jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat
makan saja susah.
Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim dengan seorang pemulung
yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang.
Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.
Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung ?
Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.
Sekeluarga ?
Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3
sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus.
Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.
***
Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan
Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak
40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu
kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu
kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang
jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral
bekas dengan menggunakan karung.
Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil
karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu,
bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan
Ancol.
Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik
angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali
menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti
gelas dan botol mineral bekas.
Berapa banyak hasil yang bisa dipungut ?
Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe
sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari
sekitar 2 kiloan.
Kalau dirupiahkan?
Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.
Apa segitu cukup buat 9 orang per hari ?
Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan
ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.
***
Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari
diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara
Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di
malam hari.
Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah.
Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman
ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang
terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.
Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.
Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral
bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus
menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9
malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak
sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan
hiruk pikuk pesta.
Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga
punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak
berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka
justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu,
barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari
biasa.
Ming Ming tidak malu jadi pemulung ?
Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui
teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk
bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa.
Nggak malu lagi.
Dari mana Ming Ming belajar Islam ?
Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar
Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.
Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.
Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?
Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.
***
Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan
panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi
pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air
mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa
menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.
Ming Ming kuliah di mana ?
Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.
Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah ?
Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya
kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus
kuliah.
Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya
uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih.
Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.
***
Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar
melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia
bertekad kuat bisa masuk kuliah.
Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming
secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos
hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk
hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak
supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.
Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming
dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif
untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu
angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah.
Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming
Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.
Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan
kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming
mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang
menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi
pemulung.
Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti
mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.
Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah ?
Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan
Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim.
Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.
Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.
Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi ?
Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan
perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin
sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang
lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh
modal lumayan besar.
Cita-cita Ming Ming ?
Saya ingin menjadi da’i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih
luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang
saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN) [Sumber : Era Muslim]
Naahhh…
Bagaimana dengan kita ?
Masihkah kita mengeluh dan tidak bersyukur dengan tidak memaksimalkan potensi yang ada pada diri ?!
Rakyat
Minggu, 31 Agustus 2014
KISAH UMAR DAN KEPEMIMPINANYA KEPADA RAKYAT MISKIN
Pelajaran mana yang lebih baik daripada sebuah keteladanan? Terlebih dalam kondisi ketika banyak pemimpin negeri kita yang tak amanah. Namun tak selayaknya kita berputus asa, justru kita wajib berdoa. Semoga Allah kan hadirkan sosok pemimpin teladan seperti sejarah merekam Umar bin Khattab dan kepemimpinan beliau dalam Kisah berikut...
Ketika tiba waktu makan, para petugas memilihkan untuk Umar bagian yang menjadi kegemarannya: punuk dan hati unta. Ini merupakan kegemaran Umar sebelum masuk islam. “Dari mana ini?” Tanya Umar.
“Dari hewan yang baru disembelih hari ini,” jawab mereka.
“Tidak! Tidak!” kata Umar seraya menjauhkan hidangan lezat itu dari hadapannya. “Saya akan menjadi pemimpin paling buruk seandainya saya memakan daging lezat ini dan meninggalkan tulang-tulangnya untuk rakyat.”
Kemudian Umar menuruh salah seorang sahabatnya,” Angkatlah makanan ini, dan ambilkan saya roti dan minyak biasa!” Beberapa saat kemudian, Umar menyantap yang dimintanya.
Kisah yang dipaparkan Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya ar-Rijal Haular Rasul itu menggambarkan betapa besar perhatian Umar terhadap rakyatnya. Peristiwa seperti itu bukan hanya terjadi sekali saja. Kisah tentang pertemuan Umar dengan seorang ibu bersama anaknya yang sedang menangis kelaparan, begitu akrab di telinga kita. Ditengah nyenyaknya orang tidur. Ia berkeliling dan masuk sudut-sudut kota Madinah. Ketika bertemu seorang ibu dan anaknya yang sedang kelaparan, Umar sendiri yang pergi mengambil makanan. Ia sendiri juga yang memanggulnya, mengaduknya, memasaknya dan menghidangkannya untuk anak-anak itu.
Keltika kelaparan mencapai puncaknya Umar pernah disuguhi remukan roti yang dicampur samin. Umar memanggil seorang badui dan mengajaknya makan bersama. Umar tidak menyuapkan makanan ke mulutnya sebelum badui itu melakukannya terlebih dahulu. Orang badui sepertinya sangat menikmati makanan itu. “Agaknya Anda tidak pernah merasakan lemak?” Tanya Umar.
“Benar,” kata badui itu. “Saya tidak pernah makan dengan samin atau minyak zaitun. Saya juga sudah lama tidak menyaksikan orang-orang memakannya sampai sekarang,” tambahnya.
Mendengar kata-kata sang badui, Umar bersumpah tidak akan makan lemak sampai
semua orang hidup seperti biasa. Ucapannya benar-benar dibuktikan.
Kata-katanya diabadikan sampai saat itu, “Kalau rakyatku kelaparan, aku
ingin orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kekenayangan, aku
ingin orang terakhir yang menikmatinya.”
Padahal saat itu Umar bisa saja menggunakan fasilitas Negara. Kekayaan Irak dan Syam sudah berada ditangan kaum Muslimin. Tapi tidak. Umar lebih memilih makan bersama rakyatnya.
Pada kesempatan lain, Umar menerima hadiah makanan lezat dari Gubernur Azerbeijan, Utbah bin Farqad. Namun begitu mengetahui makanan itu biasanya disajikan untuk kalangan elit, Umar segera mengembalikannya. Kepada utusan yang mengantarkannya Umar berpesan, “Kenyangkanlah lebih dulu rakyat dengan makanan yang biasa Anda makan.”
Sikap seperti itu tak hanya dimiliki Umar bin Khattab. Ketika mendengar dari Aisyah bahwa Madinah tengah dilanda kelaparan. Abdurrahman bin Auf yang baru pulang dari berniaga segera membagikan hartanya pada masyarakat yang sedang menderita. Semua hartanya dibagikan.
Ironisnya, sikap ini justru amat jauh dari para pejabat sekarang. Penderitaan demi penderitaan yang terus melanda bangsa ini, tak meyadarkan mereka. Naiknya harga kebutuhan pokok sebelum harga BBM naik dan meningkatnya jumlah orang-orang miskin, tak menggugah hati mereka. Bahkan, perilaku boros mereka kian marak.
Anggota Dewan yang ditunjuk rakyat sebagai wakil, justru banyak yang berleha-leha. Santai dan mencari aman. Pada saat yang sama, para pejabat yang juga dipilih langsung, tak pernah memikirkan rakyat. Yang ada dalam benak mereka , bagaimana bisa aman selama lima tahun ke depan.
Mereka yang dulu vocal mengkritik para pejabat korup dan zalim, justru kini diam. Ia takut kalau kursi yang saat ini didudukinya lepas. Sungguh jauh beda dengan Abu Dzar al-Ghifari, seorang sahabat Rasulullah saw. Ketika suatu saat dia cukup pedas mengkritik para pejabat di Madinah, Ustman bn Affan memindahkannya ke Syam agar tak muncul konflik. Namun, ditempat inipun ia melakukan kritik tajam pada Muawiyah bin Abu Sufyan agar menyantuni fakir miskin.
Muawiyah pernah mengujinya dengan mengirimkan uang. Namun ketika esok harinya uang itu ingin diambilnya kembali, ternyata Abu Dzar telah membagikannya pada fakir miskin.
Sesungguhnya, negeri kita ini tidak miskin. Negari kita kaya. Bahkan teramat kaya. Tapi karena tidak dikelola dengan baik, kita menjadi miskin. Negeri kita kaya, tapi karena kekayaan itu hanya berada pada orang-orang tertentu saja, rakyat menjadi miskin. Kekayaan dimonopoli oleh para pejabat, anggota parlemen dan para pengusaha tamak.
Di tengah suara rintihan para pengemis dan orang-orang terlantar, kita menyaksikan para pejabat dan orang-orang berduit dengan ayik melancong ke berbagai negari. Mereka seolah tanpa dosa menghambur-hamburkan uang dengan membeli barang serba mewah.
Ditengah gubuk-gubuk reot penuh tambalan kardus bekas, kita menyaksikan gedung-gedung menjulang langit. Diantara maraknya tengadah tangan-tangan pengemis, mobil-mobil mewah dengan santainya berseleweran. Pemandangan kontras yang selalu memenuhi hari-hari kita.
Dimasa Umar bin Abdul azis, umat islam pernah mengalami kejayaan. Kala itu sulit mencari mustahiq (penerima) zakat. Mereka merasa sudah mampu, bahkan harus mengeluarkan zakat. Mereka tidak terlalu kaya. Tapi, kekayaan dimasa itu tidak berkumpul pada orang-orang tertentu saja.
Disinilah peran zakat, infak dan shadaqah. Tak hanya untuk ‘membersihkan’ harta si kaya, tapi juga menuntaskan kemiskinan.
Jika ini tidak kita lakukan, kita belum menjadi mukmin sejati. Sebab, seorang Mukmin tentu takkan membiarkan tetanggana kelaparan. Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman seseorang yang dirinya kenyang, sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Muslim).
Pelajaran mana yang lebih baik daripada sebuah keteladanan? Terlebih dalam kondisi ketika banyak pemimpin negeri kita yang tak amanah. Namun tak selayaknya kita berputus asa, justru kita wajib berdoa. Semoga Allah kan hadirkan sosok pemimpin teladan seperti sejarah merekam Umar bin Khattab dan kepemimpinan beliau dalam Kisah berikut...
***
Krisis itu masih melanda Madinah.
Korban sudah banyak berjatuhan. Jumlah orang-orang miskin terus
bertambah. Khalifah Umar Bin Khatab yang merasa paling bertanggung jawab
terhadap musibah itu, memerintahkan menyembelih hewan ternak untuk
dibagi-bagikan pada penduduk.Ketika tiba waktu makan, para petugas memilihkan untuk Umar bagian yang menjadi kegemarannya: punuk dan hati unta. Ini merupakan kegemaran Umar sebelum masuk islam. “Dari mana ini?” Tanya Umar.
“Dari hewan yang baru disembelih hari ini,” jawab mereka.
“Tidak! Tidak!” kata Umar seraya menjauhkan hidangan lezat itu dari hadapannya. “Saya akan menjadi pemimpin paling buruk seandainya saya memakan daging lezat ini dan meninggalkan tulang-tulangnya untuk rakyat.”
Kemudian Umar menuruh salah seorang sahabatnya,” Angkatlah makanan ini, dan ambilkan saya roti dan minyak biasa!” Beberapa saat kemudian, Umar menyantap yang dimintanya.
Kisah yang dipaparkan Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya ar-Rijal Haular Rasul itu menggambarkan betapa besar perhatian Umar terhadap rakyatnya. Peristiwa seperti itu bukan hanya terjadi sekali saja. Kisah tentang pertemuan Umar dengan seorang ibu bersama anaknya yang sedang menangis kelaparan, begitu akrab di telinga kita. Ditengah nyenyaknya orang tidur. Ia berkeliling dan masuk sudut-sudut kota Madinah. Ketika bertemu seorang ibu dan anaknya yang sedang kelaparan, Umar sendiri yang pergi mengambil makanan. Ia sendiri juga yang memanggulnya, mengaduknya, memasaknya dan menghidangkannya untuk anak-anak itu.
Keltika kelaparan mencapai puncaknya Umar pernah disuguhi remukan roti yang dicampur samin. Umar memanggil seorang badui dan mengajaknya makan bersama. Umar tidak menyuapkan makanan ke mulutnya sebelum badui itu melakukannya terlebih dahulu. Orang badui sepertinya sangat menikmati makanan itu. “Agaknya Anda tidak pernah merasakan lemak?” Tanya Umar.
“Benar,” kata badui itu. “Saya tidak pernah makan dengan samin atau minyak zaitun. Saya juga sudah lama tidak menyaksikan orang-orang memakannya sampai sekarang,” tambahnya.
Padahal saat itu Umar bisa saja menggunakan fasilitas Negara. Kekayaan Irak dan Syam sudah berada ditangan kaum Muslimin. Tapi tidak. Umar lebih memilih makan bersama rakyatnya.
Pada kesempatan lain, Umar menerima hadiah makanan lezat dari Gubernur Azerbeijan, Utbah bin Farqad. Namun begitu mengetahui makanan itu biasanya disajikan untuk kalangan elit, Umar segera mengembalikannya. Kepada utusan yang mengantarkannya Umar berpesan, “Kenyangkanlah lebih dulu rakyat dengan makanan yang biasa Anda makan.”
Sikap seperti itu tak hanya dimiliki Umar bin Khattab. Ketika mendengar dari Aisyah bahwa Madinah tengah dilanda kelaparan. Abdurrahman bin Auf yang baru pulang dari berniaga segera membagikan hartanya pada masyarakat yang sedang menderita. Semua hartanya dibagikan.
Ironisnya, sikap ini justru amat jauh dari para pejabat sekarang. Penderitaan demi penderitaan yang terus melanda bangsa ini, tak meyadarkan mereka. Naiknya harga kebutuhan pokok sebelum harga BBM naik dan meningkatnya jumlah orang-orang miskin, tak menggugah hati mereka. Bahkan, perilaku boros mereka kian marak.
Anggota Dewan yang ditunjuk rakyat sebagai wakil, justru banyak yang berleha-leha. Santai dan mencari aman. Pada saat yang sama, para pejabat yang juga dipilih langsung, tak pernah memikirkan rakyat. Yang ada dalam benak mereka , bagaimana bisa aman selama lima tahun ke depan.
Mereka yang dulu vocal mengkritik para pejabat korup dan zalim, justru kini diam. Ia takut kalau kursi yang saat ini didudukinya lepas. Sungguh jauh beda dengan Abu Dzar al-Ghifari, seorang sahabat Rasulullah saw. Ketika suatu saat dia cukup pedas mengkritik para pejabat di Madinah, Ustman bn Affan memindahkannya ke Syam agar tak muncul konflik. Namun, ditempat inipun ia melakukan kritik tajam pada Muawiyah bin Abu Sufyan agar menyantuni fakir miskin.
Muawiyah pernah mengujinya dengan mengirimkan uang. Namun ketika esok harinya uang itu ingin diambilnya kembali, ternyata Abu Dzar telah membagikannya pada fakir miskin.
Sesungguhnya, negeri kita ini tidak miskin. Negari kita kaya. Bahkan teramat kaya. Tapi karena tidak dikelola dengan baik, kita menjadi miskin. Negeri kita kaya, tapi karena kekayaan itu hanya berada pada orang-orang tertentu saja, rakyat menjadi miskin. Kekayaan dimonopoli oleh para pejabat, anggota parlemen dan para pengusaha tamak.
Di tengah suara rintihan para pengemis dan orang-orang terlantar, kita menyaksikan para pejabat dan orang-orang berduit dengan ayik melancong ke berbagai negari. Mereka seolah tanpa dosa menghambur-hamburkan uang dengan membeli barang serba mewah.
Ditengah gubuk-gubuk reot penuh tambalan kardus bekas, kita menyaksikan gedung-gedung menjulang langit. Diantara maraknya tengadah tangan-tangan pengemis, mobil-mobil mewah dengan santainya berseleweran. Pemandangan kontras yang selalu memenuhi hari-hari kita.
Dimasa Umar bin Abdul azis, umat islam pernah mengalami kejayaan. Kala itu sulit mencari mustahiq (penerima) zakat. Mereka merasa sudah mampu, bahkan harus mengeluarkan zakat. Mereka tidak terlalu kaya. Tapi, kekayaan dimasa itu tidak berkumpul pada orang-orang tertentu saja.
Disinilah peran zakat, infak dan shadaqah. Tak hanya untuk ‘membersihkan’ harta si kaya, tapi juga menuntaskan kemiskinan.
Jika ini tidak kita lakukan, kita belum menjadi mukmin sejati. Sebab, seorang Mukmin tentu takkan membiarkan tetanggana kelaparan. Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman seseorang yang dirinya kenyang, sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Muslim).
KARENA UKURAN KITA TAK SAMA
"seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan
kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi"
Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.
Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,
“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!”
Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.
”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,
“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!”
Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras.
”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang.
“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.
”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”
“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“
“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!”
Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,
”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”
‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.
‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah bani
Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum
mukminin. Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab &
ringan tangan turun gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas
kepemimpinannya.
‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.
Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.
Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.
“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.”
Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi.
Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.
Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.
“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”
“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.
Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”
Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali.
Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.
Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.
Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.
Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi
tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.
Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.
Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.
Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”
"seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan
kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi"
Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.
Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,
“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!”
Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.
”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,
“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!”
Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras.
”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang.
“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.
”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”
“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“
“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!”
Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,
”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”
‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.
‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.
Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.
Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.
“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.”
Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi.
Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.
Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.
“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”
“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.
Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”
Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali.
Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.
Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.
Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.
Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi
tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.
Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.
Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.
Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”
Kisah K.H. Ahmad Dahlan Meluruskan Arah Kiblat
Siapa yang tak mengenal K.H Ahmad Dahlan? Beliau adalah salah seorang tokoh pembaharu gerakan islam di Indonesia dan pendiri dari organisasi Muhammadiyah. Beliau dikenal sebagai ulama yang gigih dalam memperjuangkan kebenaran. Salah satunya adalah mengenai arah kiblat.Dalam bidang ilmu Falak beliau juga merupakan salah satu pembaharu, yang meluruskan Arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897 M/1315 H. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat Laut.
Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, Ahmad Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, mencerdaskan setiap kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui K.H. Dahlan (Semarang), Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Ahmad Dahlan menghitung kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng.
Insiden Pelurusan Arah Kiblat
Akan tetapi mempersoalkan arah kiblat salat merupakan suatu hal yang sangat peka pada waktu itu. Ahmad Dahlan memerlukan waktu hampir satu tahun untuk menyampaikan masalah ini. Itu pun hanya terbatas pada para ulama yang sudah dikenal dan dianggap sepaham di sekitar Kampung Kauman.Pada satu malam pada tahun 1898, Ahmad Dahlan mengundang 17 orang ulama yang ada di sekitar kota Yogyakarta untuk melakukan musyawarah tentang arah kiblat di surau milik keluarganya di Kauman.
Diskusi antara para ulama yang telah mempersiapkan diri dengan
berbagai kitab acuan ini berlangsung sampai waktu subuh, tanpa
menghasilkan kesepakatan. Akan tetapi, dua orang yang secara diam-diam
mendengar pembicaraan itu beberapa hari kemudian membuat tiga garis
putih setebal 5 cm di depan pengimaman masjid besar Kauman untuk
mengubah arah kiblat sehingga mengejutkan para jemaah salat dzuhur waktu
itu.
Akibatnya, Kanjeng Kyai Penghulu H.M. Kholil Kamaludiningrat
memerintahkan untuk menghapus tanda tersebut dan mencari orang yang
melakukan itu.
Sebagai realisasi dari ide pembenahan arah kiblat tersebut, Ahmad
Dahlan yang merenovasi surau milik keluarganya pada tahun 1899
mengarahkan surau tersebut ke arah kiblat yang sebenarnya, yang tentu
saja secara arsitektural berbeda dengan arah masjid besar Kauman.
Setelah dipergunakan beberapa hari untuk kegiatan Ramadhan, Ahmad
Dahlan mendapat perintah dari Kanjeng Penghulu untuk membongkar surau
tersebut, yang tentu saja ditolak. Akhirnya, surau tersebut dibongkar
secara paksa pada malam hari itu juga. Walaupun diliputi perasaan
kecewa, Ahmad Dahlan membangun kembali surau tersebut sesuai dengan arah
masjid besar Kauman setelah berhasil dibujuk oleh saudaranya, sementara
arah kiblat yang sebenarnya ditandai dengan membuat garis petunjuk di
bagian dalam masjid.
Empat Tokoh Islam di Indonesia
Mereka adalah tokoh Islam yang berjasa besar dalam menjaga dan memperbarui Islam di Indonesia.
EMPAT tokoh Islam berikut ini berperan besar dalam menjaga dan memperbarui Islam di Indonesia. Mereka mendirikan organisasi Islam sebagai sarana perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
KH Ahmad Dahlan: Melampaui Abduh
”Sejak umur 15 tahun, saat saya berdiam di rumah Tjokroaminoto,” cerita Bung Karno, “saya telah terpukau dengan KH Ahmad Dahlan.” Bung Karno bahkan menjadi anggota Muhammadiyah dan pernah menyatakan keinginan “dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan.”
Muhammadiyah, salah organisasi Islam terpenting di Indonesia, didirikan Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Tujuannya, “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”. Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan, kesehatan, dan pendidikan ketimbang politik. Dari ruang gerak terbatas di Kauman, Yogyakarta, organisasi ini kemudian meluas ke daerah lain, termasuk luar Jawa.
Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868 dengan menyandang nama kecil Muhammad Darwis. Ayahnya, KH Abubakar, seorang khatib masjid besar di Kesultanan Yogyakarta, sedangkan ibunya, Siti Aminah, putri seorang penghulu. Praktis, sejak kecil, dia mendapat didikan lingkungan pesantren serta menyerap pengetahuan agama dan bahasa Arab.
Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai berinteraksi dan tersentuh dengan pemikiran para pembaharu Islam. Sejak itu, dia merasa perlunya gerakan pembaharuan Islam di kampung halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme dan formalisme. Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert W Hefner, Indonesianis asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir.
Ahmad Dahlan wafat d Yogyakarta pada 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karang Kuncen, Yogyakarta.
Ahmad Surkati: Mempercepat Kemerdekaan
Dalam Muktamar Islam I di Cirebon pada 1922, terjadi perdebatan antara Ahmad Surkati dari Al-Irsyad dan Semaun dari Sarekat Islam Merah. Temanya mentereng: “Dengan apa Indonesia ini bisa merdeka. Dengan Islamismekah atau Komunisme?” Perdebatan berlangsung alot. Masing-masing kukuh pada pendapatnya. Toh, ini tak mengurangi penghargaan di antara mereka. “Saya suka sekali orang ini, karena keyakinannya yang kokoh dan jujur bahwa hanya dengan komunismelah tanah airnya dapat dimerdekakan,” ujar Surkari.
Ahmad Surkati dilahirkan di pulau Arqu, daerah Dunggulah, Sudan, pada 1875. Sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar (Mesir) dan Mekah, Surkati kemudian datang ke Jawa pada Maret 1911. Ini bermula dari permintaan Jami’at Khair, organisasi yang didirikan warga keturunan Arab di Jakarta, untuk mengajar. Karena ketidakcocokkan, dia keluar serta mendirikan madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah di Jakarta pada 6 September 1914. Tanggal pendirian madrasah itu kemudian menjadi tanggal berdirinya Perhimpunan Al-Irsyad. Tujuan organisasi ini, selain memurnikan Islam, juga bergerak dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan.
Sejarawan Belanda G.F. Pijper dalam Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950 memandang hanya Al-Irsyad yang benar-benar gerakan pembaharuan yang punya kesamaan dengan gerakan reformis di Mesir sebagaimana dilakukan Muhammad Abduh dan Rashid Ridha. Dengan demikian, Surkati juga seorang pembaharu Islam di Indonesia. Sukarno bahkan menyebut Surkati ikut mempercepat lahirnya kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Surkati wafat pada 6 September 1943. Sejak itu, perkembangan Al-Irsyad tersendat, sekalipun tetap eksis hingga kini.
Ahmad Hasan: Rujukan Kajian Islam
Sekalipun kerap berpolemik, Bung Karno pernah berpolemik dan melakukan surat-menyurat dengan Ahmad Hassan, sebagaimana tersurat dalam surat-surat dari Endeh dalam buku di Bawah Bendera Revolusi. Tak heran jika Bung Karno begitu menghargai pemikiran Islam Hassan.
Nama kecilnya Hassan bin Ahmad, lahir di Singapura pada 1887 dari keluarga campuran, Indonesia dan India. Semasa remaja dia melakoni beragam pekerjaan; dari buruh hingga penulis, di Singapura maupun Indonesia. Hassan pernah tinggal di rumah Haji Muhammad Junus, salah seorang pendiri Persatuan Islam (Persis), di Bandung.
Ketika pabrik tekstilnya tutup, dia mengabdikan diri di bidang agama dalam lingkungan Persis, dan segera popular di kalangan kaum muda progresif. Di Bandung pula Hassan bertemu dengan Mohammad Natsir, kelak jadi tokoh penting Persis, yang kemudian bersama-sama menerbitkan majalah Pembela Islam dan Al-Lisan. Dia juga mendirikan pesantren Persis, di samping pesantren putri, untuk membentuk kader, yang kemudian dipindahkan ke Bangil, Jawa Timur.
Persis didirikan di Bandung pada 12 September 1923 oleh aktivis keagamaan yang dipimpin Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, keduanya pedagang. Dalam Persatuan Islam: Pembaharuan Islam Indonsia Abad XX, Howard M. Federspiel menulis bahwa Persis adalah organisasi biasa, kecil, tak kukuh serta tak bergigi dalam percaturan politik saat itu. Namun, Persis berusaha keras memperbarui umat Islam saat itu yang mengalami stagnasi pemikiran dan penuh bid’ah, tahayul, dan khurafat.
Ahmad Hasan dikenal sebagai ulama pembaharu. Pikiran-pikirannya sangat tajam dan kritis terutama dalam cara memahami nash (teks) Alquran maupun hadits. Keahliannya dalam bidang hadits, tafsir, fikih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan mantiq menjadikannya sebagai rujukan para penanya dan pemerhati kajian Islam. Dia juga ulama yang produktif menulis.
Ahmad Hassan tutup usia pada 10 November 1958 dalam usia 71 tahun.
KH Hasyim Asy’ari: Menjaga Tradisi Pesantren
“Jangan kamu jadikan semuanya itu menjadi sebab buat bercera-berai, berpecah-belah, bertengkar-tengkar, dan bermusuh-musuhan... Padahal agama kita hanya satu belaka: Islam!” ujarnya dalam kongres NU di Banjarmasin, Kalimantan, pada 1935. KH Hasyim Asy’ari sadar perlunya menghapus pertentangan antara kalangan tradisi maupun pembaharu.
Lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Nggedang-Jombang, Jawa Timur, Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, artinya kebangkitan ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dia mendirikannya bersama Kyai Wahab Chasbullah pada 31 Januari 1926 guna mempertahankan faham bermadzhab dan membendung faham pembaharuan.
Hasyim pernah belajar pada Syaikh Mahfudz asal Termas, ulama Indonesia yang jadi pakar ilmu hadits pertama, di Mekah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci. Lewat pesantren inilah KH Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional. Dia memperkenalkan pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, bahkan sejak 1926 ditambah dengan bahasa Belanda dan sejarah Indonesia. Dalam buku Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Zamakhsyari Dhofier manggambarkan Hasyim Asy’ari sebagai sosok yang menjaga tradisi pesantren.
Di masa Belanda, Hasyim bersikap nonkooperatif. Dia mengeluarkan banyak fatwa yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Yang paling spektakuler adalah fatwa jihad: “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.
Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947. Dalam perjalanannya, NU larut dalam politik praktis hingga akhirnya kembali ke khitah 1926.
Mereka adalah tokoh Islam yang berjasa besar dalam menjaga dan memperbarui Islam di Indonesia.
EMPAT tokoh Islam berikut ini berperan besar dalam menjaga dan memperbarui Islam di Indonesia. Mereka mendirikan organisasi Islam sebagai sarana perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
KH Ahmad Dahlan: Melampaui Abduh
”Sejak umur 15 tahun, saat saya berdiam di rumah Tjokroaminoto,” cerita Bung Karno, “saya telah terpukau dengan KH Ahmad Dahlan.” Bung Karno bahkan menjadi anggota Muhammadiyah dan pernah menyatakan keinginan “dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan.”
Muhammadiyah, salah organisasi Islam terpenting di Indonesia, didirikan Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Tujuannya, “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”. Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan, kesehatan, dan pendidikan ketimbang politik. Dari ruang gerak terbatas di Kauman, Yogyakarta, organisasi ini kemudian meluas ke daerah lain, termasuk luar Jawa.
Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868 dengan menyandang nama kecil Muhammad Darwis. Ayahnya, KH Abubakar, seorang khatib masjid besar di Kesultanan Yogyakarta, sedangkan ibunya, Siti Aminah, putri seorang penghulu. Praktis, sejak kecil, dia mendapat didikan lingkungan pesantren serta menyerap pengetahuan agama dan bahasa Arab.
Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai berinteraksi dan tersentuh dengan pemikiran para pembaharu Islam. Sejak itu, dia merasa perlunya gerakan pembaharuan Islam di kampung halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme dan formalisme. Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert W Hefner, Indonesianis asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir.
Ahmad Dahlan wafat d Yogyakarta pada 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karang Kuncen, Yogyakarta.
Ahmad Surkati: Mempercepat Kemerdekaan
Dalam Muktamar Islam I di Cirebon pada 1922, terjadi perdebatan antara Ahmad Surkati dari Al-Irsyad dan Semaun dari Sarekat Islam Merah. Temanya mentereng: “Dengan apa Indonesia ini bisa merdeka. Dengan Islamismekah atau Komunisme?” Perdebatan berlangsung alot. Masing-masing kukuh pada pendapatnya. Toh, ini tak mengurangi penghargaan di antara mereka. “Saya suka sekali orang ini, karena keyakinannya yang kokoh dan jujur bahwa hanya dengan komunismelah tanah airnya dapat dimerdekakan,” ujar Surkari.
Ahmad Surkati dilahirkan di pulau Arqu, daerah Dunggulah, Sudan, pada 1875. Sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar (Mesir) dan Mekah, Surkati kemudian datang ke Jawa pada Maret 1911. Ini bermula dari permintaan Jami’at Khair, organisasi yang didirikan warga keturunan Arab di Jakarta, untuk mengajar. Karena ketidakcocokkan, dia keluar serta mendirikan madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah di Jakarta pada 6 September 1914. Tanggal pendirian madrasah itu kemudian menjadi tanggal berdirinya Perhimpunan Al-Irsyad. Tujuan organisasi ini, selain memurnikan Islam, juga bergerak dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan.
Sejarawan Belanda G.F. Pijper dalam Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950 memandang hanya Al-Irsyad yang benar-benar gerakan pembaharuan yang punya kesamaan dengan gerakan reformis di Mesir sebagaimana dilakukan Muhammad Abduh dan Rashid Ridha. Dengan demikian, Surkati juga seorang pembaharu Islam di Indonesia. Sukarno bahkan menyebut Surkati ikut mempercepat lahirnya kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Surkati wafat pada 6 September 1943. Sejak itu, perkembangan Al-Irsyad tersendat, sekalipun tetap eksis hingga kini.
Ahmad Hasan: Rujukan Kajian Islam
Sekalipun kerap berpolemik, Bung Karno pernah berpolemik dan melakukan surat-menyurat dengan Ahmad Hassan, sebagaimana tersurat dalam surat-surat dari Endeh dalam buku di Bawah Bendera Revolusi. Tak heran jika Bung Karno begitu menghargai pemikiran Islam Hassan.
Nama kecilnya Hassan bin Ahmad, lahir di Singapura pada 1887 dari keluarga campuran, Indonesia dan India. Semasa remaja dia melakoni beragam pekerjaan; dari buruh hingga penulis, di Singapura maupun Indonesia. Hassan pernah tinggal di rumah Haji Muhammad Junus, salah seorang pendiri Persatuan Islam (Persis), di Bandung.
Ketika pabrik tekstilnya tutup, dia mengabdikan diri di bidang agama dalam lingkungan Persis, dan segera popular di kalangan kaum muda progresif. Di Bandung pula Hassan bertemu dengan Mohammad Natsir, kelak jadi tokoh penting Persis, yang kemudian bersama-sama menerbitkan majalah Pembela Islam dan Al-Lisan. Dia juga mendirikan pesantren Persis, di samping pesantren putri, untuk membentuk kader, yang kemudian dipindahkan ke Bangil, Jawa Timur.
Persis didirikan di Bandung pada 12 September 1923 oleh aktivis keagamaan yang dipimpin Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, keduanya pedagang. Dalam Persatuan Islam: Pembaharuan Islam Indonsia Abad XX, Howard M. Federspiel menulis bahwa Persis adalah organisasi biasa, kecil, tak kukuh serta tak bergigi dalam percaturan politik saat itu. Namun, Persis berusaha keras memperbarui umat Islam saat itu yang mengalami stagnasi pemikiran dan penuh bid’ah, tahayul, dan khurafat.
Ahmad Hasan dikenal sebagai ulama pembaharu. Pikiran-pikirannya sangat tajam dan kritis terutama dalam cara memahami nash (teks) Alquran maupun hadits. Keahliannya dalam bidang hadits, tafsir, fikih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan mantiq menjadikannya sebagai rujukan para penanya dan pemerhati kajian Islam. Dia juga ulama yang produktif menulis.
Ahmad Hassan tutup usia pada 10 November 1958 dalam usia 71 tahun.
KH Hasyim Asy’ari: Menjaga Tradisi Pesantren
“Jangan kamu jadikan semuanya itu menjadi sebab buat bercera-berai, berpecah-belah, bertengkar-tengkar, dan bermusuh-musuhan... Padahal agama kita hanya satu belaka: Islam!” ujarnya dalam kongres NU di Banjarmasin, Kalimantan, pada 1935. KH Hasyim Asy’ari sadar perlunya menghapus pertentangan antara kalangan tradisi maupun pembaharu.
Lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Nggedang-Jombang, Jawa Timur, Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, artinya kebangkitan ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dia mendirikannya bersama Kyai Wahab Chasbullah pada 31 Januari 1926 guna mempertahankan faham bermadzhab dan membendung faham pembaharuan.
Hasyim pernah belajar pada Syaikh Mahfudz asal Termas, ulama Indonesia yang jadi pakar ilmu hadits pertama, di Mekah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci. Lewat pesantren inilah KH Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional. Dia memperkenalkan pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, bahkan sejak 1926 ditambah dengan bahasa Belanda dan sejarah Indonesia. Dalam buku Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Zamakhsyari Dhofier manggambarkan Hasyim Asy’ari sebagai sosok yang menjaga tradisi pesantren.
Di masa Belanda, Hasyim bersikap nonkooperatif. Dia mengeluarkan banyak fatwa yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Yang paling spektakuler adalah fatwa jihad: “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.
Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947. Dalam perjalanannya, NU larut dalam politik praktis hingga akhirnya kembali ke khitah 1926.
Negara Terkecil di Dunia
10 negara terkecil di dunia
Dari Negara-negara kecil tersebut yang paling terkecil dan unik adalah Vatican yang hanya memiliki luas 0,44 km2, dan yang terluas adalah Republik Malta seluas 316 km2
Jadi kalau dihitung rata-rata luas ke-10 negara terkecil itu hanya setengah luas kota Jakarta (650 km2).Bahkan beberapa Negara luasnya mungkin di bawah 1/3 Jakarta. ‘Mungil’ banget ya.!! Bandingkan dengan Singapura, yang juga dikenal sebagai Negara kecil
.Singapura yang rajin mereklamasi wilayah pantainya untuk memperluas negaranya, memiliki luas sekitar 697 km2, sedikit di atas Jakarta.
.Singapura yang rajin mereklamasi wilayah pantainya untuk memperluas negaranya, memiliki luas sekitar 697 km2, sedikit di atas Jakarta.
Untuk lebih jelas, ikuti penjelasan ini. Bandingkan dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 1,904,569 km2. Wowww Indonesia jadi seperti “Negara Raksasa” bila dibandingkan dengan negara-negara mungil itu.
Nah untuk lebih lengkap berikut Profile singkat ke-10 Negara Terkecil di Dunia tersebut.
Lumayan
buat nambah pengetahuan…banyak lho dari Negara-negara terkecil ini yang
namanya jarang kedengaran di kuping. Kayaknya hanya yang doyan
traveling aja yang mungkin ngeh karena memang kebanyakan memfokuskan
diri pada bidang pariwisata. Maklum kebanyakan berada di tengah
laut..he..he..)
1.Vatikan
Nama resmi : State of the Vatican City (Stato della Città del Vaticano)
Ibukota/Pusat pemerintahan : Vatican City
Bahasa mayoritas : Latin (Resmi), Italia
Agama resmi : Kristen (Katholik Roma)
Kelompok etnik: Italia, Swiss (Swiss Guards), dan lainnya
Pemerintahan : Ecclesiastical, Sacerdotal-monarchical
– Kepala negara:Pope Benedict XVI (April 2005 – sekarang)
– President of the Government :Giovanni Laj
Kemerdekaan : dari Kerajaan Italia
– Lateran Treaty :11 Februari 1929
Luas wilayah: 0,44 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB) :500 jiwa
– Kepadatan :1.877/km2
Mata uang :Euro (€), sebelum 2002: Italian Lira
Lajur kemudi :kanan
Lagu kebangsaan : Pontifical Anthem and March (italia: Inno e Marcia Pontificale)
Domain Internet : .va
Kode telepon :+379
Ibukota/Pusat pemerintahan : Vatican City
Bahasa mayoritas : Latin (Resmi), Italia
Agama resmi : Kristen (Katholik Roma)
Kelompok etnik: Italia, Swiss (Swiss Guards), dan lainnya
Pemerintahan : Ecclesiastical, Sacerdotal-monarchical
– Kepala negara:Pope Benedict XVI (April 2005 – sekarang)
– President of the Government :Giovanni Laj
Kemerdekaan : dari Kerajaan Italia
– Lateran Treaty :11 Februari 1929
Luas wilayah: 0,44 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB) :500 jiwa
– Kepadatan :1.877/km2
Mata uang :Euro (€), sebelum 2002: Italian Lira
Lajur kemudi :kanan
Lagu kebangsaan : Pontifical Anthem and March (italia: Inno e Marcia Pontificale)
Domain Internet : .va
Kode telepon :+379
Vatikan , dengan nama resmi bernama State of the Vatican City atau Holy See, merupakan negara merdeka terkecil di dunia, dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk.
Vatikan merupakan sebuah enklaf yang berada di dalam wilayah kota Roma di Italia. Vatikan merupakan tempat tinggal Paus dan wilayah Takhta Suci, otoritas pusat Gereja Katolik.
Vatikan merupakan sebuah enklaf yang berada di dalam wilayah kota Roma di Italia. Vatikan merupakan tempat tinggal Paus dan wilayah Takhta Suci, otoritas pusat Gereja Katolik.
Sejarah
Diperkirakan
bahwa daerah di kota Roma yang sebelumnya tidak dihuni ini (ager
vaticanus) sudah selalu dianggap suci, bahkan sebelum kedatangan agama
Kristen. Pada tahun 326, gereja pertama dibangun di atas tempat yang
diperkirakan sebagai makam Santo Petrus. Sejak itu, tempat ini semakin
banyak dihuni.
Para
Paus dalam peran sekuler mereka mulai memperluas pengaruh mereka pada
daerah-daerah sekitar dan melalui negara-negara Paus memerintah banyak
daerah di semenanjung Italia selama lebih dari seribu tahun hingga
pertengahan abad ke-18 ketika seluruh Italia dipersatukan. Pada saat itu
daerah negara Paus disita oleh Kerajaan Italia yang baru didirikan.
Lalu
pada tahun 1870, wilayah kekuasaan Paus lebih dikurangi lagi ketika
Roma dianeksasi. Sengketa antara Paus dan Italia akhirnya diselesaikan
pada tanggal 11 Februari 1929 ketika Benito Mussolini dan Paus
menandatangi Perjanjian Lateran yang
juga dikenal dengan nama Concordat. Isi utama perjanjian ini yaitu
diakuinya Negara Vatikan di bawah pemerintahan Takhta Suci, status
istimewa bagi agama Katolik di Italia, dan ganti rugi terhadap Vatikan
atas kerugian yang diderita ketika negara Italia didirikan. Pada tahun
1984, Concordat ini disesuaikan lagi.
Politik
Vatikan merupakan sebuah kaukus unik, sebuah contoh dari sebuah kerajaan di mana fungsi kepala negara, yaitu sang Paus tidak diwariskan tetapi dipilih untuk seumur hidup oleh dewan Kardinal.
Anggota dewan kardinal yang dapat memilih adalah mereka yang berumur di
bawah 80 tahun. Pertemuan dewan kardinal untuk memilih Paus ini disebut
konklaf dan dilaksanakan di Kapel Sistina. Kata konklaf ini berasal
dari bahasa Latin cum clavis yang artinya adalah “dengan kunci”.
Maksudnya merekalah yang memegang kunci pemilihan. Kata cum clavis ini
juga memiliki arti bahwa para kardinal dikunci di Kapel Sistina selama
proses pemilihan tersebut.
Istilah
Takhta Suci merujuk kepada otoritas, yurisdiksi dan kedaulatan Paus dan
para penasehatnya dalam memimpin Gereja Katolik Roma. Takhta Suci
mempunyai hak yang sama dengan sebuah negara berdaulat.
Sebagai
negara berdaulat, Vatikan juga mempunyai hak untuk mengirim dan
menerima diplomat. Para diplomat ini membutuhkan Kedutaan Besar yang
harus berkedudukan di kota Roma karena tidak ada tempat di Vatikan.
Dengan demikian ada sebuah situasi paradoksal di mana Italia mempunyai
perwakilan di wilayahnya sendiri. Indonesia juga memiliki perwakilan di
Takhta Suci.
Militer dan Kepolisian
Walaupun
paus-paus sebelumnya menyewa tentara bayaran Swiss sebagai bagian
tentara Vatikan, Garda Swiss Sri Paus diresmikan oleh Paus Julius II
pada tanggal 22 Januari 1506 sebagai pengawal pribadi Sri Paus. Mereka
terus melaksanakan tugasnya itu hingga hari ini. Mereka terdaftar di
dalam Daftar Tahunan Kepausan (Annuario Pontifico) di bagian Takhta Suci
dan bukan di bagian Negara Vatikan.
Pada
akhir tahun 2005, Garda Swiss berkekuatan 134 anggota. Penerimaan
anggota baru berdasarkan persetujuan khusus antara Takhta Suci dan
Negara Swiss, dan terbatas hanya bagi warganegara Swiss laki-laki yang
beragama Katolik. Garda Palatine dan Garda Kemuliaan dibubarkan oleh
Paus Paulus VI di tahun 1970. Walau Garda Palatine didirikan pada
mulanya sebagai kekuatan bersenjata untuk membela negara-negara yang
tunduk pada Sri Paus, fungsi-fungsinya dalam Negara Vatikan, seperti
juga Garda Kemuliaan, hanyalah untuk upacara-upacara resmi belaka.
Corpo
della Gendarmeria berperan sebagai kekuatan kepolisian. Nama lengkapnya
adalah Corpo della Gendarmeria dello Stato della Città del Vaticano
(translasi harafiahnya “Korps Polisi Negara Vatikan”), walaupun
kadang-kadang mereka dikenal dengan julukan Vigilanza, kependekan dari
nama mereka sebelumnya. Gendarmeria bertanggung-jawab atas ketertiban
publik, penegakan hukum, pengendalian massa dan lalu-lintas, serta
penyelidikan kriminal di Vatikan.
Geografi
Kota
Vatikan terletak di atas bukit Vatikan di sebelah barat laut kota Roma,
beberapa ratus meter dari Sungai Tiber. Perbatasannya dengan Italia
sepanjang (3,2 km) mengikuti tembok kota yang dahulu dibangun untuk
melindungi Paus dari serangan. Total wilayah adalah 0,44 km². Selain
kota Vatikan, wilayah Paus juga meliputi beberapa gereja penting,
kantor-kantor dan Castel Gandolfo. Paus adalah Kepala Negara sedangkan
seorang gubernur mengurusi keperluan sehari-hari.
Ekonomi
Ekonomi
Vatikan yang non-komersial ini disokong dengan sumbangan dari para umat
Katolik seluruh dunia, penjualan perangko, koin-koin, suvenir turis,
iuran masuk museum-museum, dan penjualan beberapa buku dan majalah.
Demografi
Hampir
semua 650 warga Vatikan tinggal di dalam tembok kota Vatikan. Mereka
termasuk rohaniawan/rohaniawati dan Garda Swiss (Bahasa Jerman:
Schweizergarde; Bahasa Inggris: Swiss Guard), sebuah unit tentara
bayaran dari Swiss yang secara tradisi telah menjadi pasukan pengawal
Paus dan Vatikan semenjak tahun 1506. Warga Vatikan 100% beragama
Katolik. Bahasa Resmi adalah Bahasa Latin, tetapi Bahasa Italia lebih
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2.Monako
Nama resmi : Kepangeranan Monako (Inggris: Principality of Monaco,Perancis: Principauté de Monaco)
Ibukota/Pusat pemerintahan : Monaco-Ville
Bahasa resmi : Perancis
Agama mayoritas: Kristen (Katholik Roma)
Kepala negara : Pangeran Albert II
Menteri negara : Jean-Paul Proust
Luas wilayah: 1,95 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 31.000 jiwa
– Kepadatan : 16.329/km²
Berdiri: 8 Januari 1297
Kemerdekaan:1419 (awal pemerintahan permanen oleh Dewan Grimaldi)
Ibukota/Pusat pemerintahan : Monaco-Ville
Bahasa resmi : Perancis
Agama mayoritas: Kristen (Katholik Roma)
Kepala negara : Pangeran Albert II
Menteri negara : Jean-Paul Proust
Luas wilayah: 1,95 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 31.000 jiwa
– Kepadatan : 16.329/km²
Berdiri: 8 Januari 1297
Kemerdekaan:1419 (awal pemerintahan permanen oleh Dewan Grimaldi)
Mata uang :Euro (€), sebelum 1999 : Franc
Zona waktu:
– dalam EST :CET (UTC+1), CEST (UTC+2)
Lagu kebangsaan :Hymne Monégasque
Domain Internet : .mc
Kode telepon :+377
Zona waktu:
– dalam EST :CET (UTC+1), CEST (UTC+2)
Lagu kebangsaan :Hymne Monégasque
Domain Internet : .mc
Kode telepon :+377
Kepangeranan Monako (bahasa
Perancis: Principauté de Monaco atau Monaco; Monegasque: Munegu atau
Principatu de Munegu) adalah sebuah negara-kota dan negara terkecil
kedua di dunia ( Luas wilayah: 1,95 km2 dan jumlah penduduk: 31.842 jiwa
(2000)], setelah Vatikan, yang terletak di antara Laut Mediterania dan
Perancis di sepanjang Pantai Biru (Côte d’Azur). Monako juga adalah
negara dengan kepadatan penduduk terbesar kedua di dunia.
Monako berdiri pada tanggal 8 Januari 1297.
Nama
Monako berasal dari sebuah koloni Yunani di dekat sana, Monoikos, yang
didirikan pada abad ke-6 SM oleh bangsa Phokida (bahasa Inggris:
Phocis).
Salah
satu sumber pendapatan Monako berasal dari sektor pariwisata; setiap
tahunnya banyak yang berkunjung ke situ untuk kasino dan iklimnya yang
nyaman.
3. Nauru
Nama resmi :Republic of Nauru
Ibu kota/pusat pemerintahan: tidak ada, pusat administrasi di Yaren (de facto)
Kota terbesar : Distrik Yaren
Bahasa resmi : Nauru, Inggris
Agama mayoritas: Kristen
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Marcus Stephen
Kemerdekaan : 31 Januari 1968 (dari Australia, Selandia Baru dan Inggris yang dikelola perwalian PBB)
Luas wilayah :21 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 10.000 jiwa
– Kepadatan : 621/km2
Mata uang : Dolar Australia (AUD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .nr
Kode telepon :+674
Ibu kota/pusat pemerintahan: tidak ada, pusat administrasi di Yaren (de facto)
Kota terbesar : Distrik Yaren
Bahasa resmi : Nauru, Inggris
Agama mayoritas: Kristen
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Marcus Stephen
Kemerdekaan : 31 Januari 1968 (dari Australia, Selandia Baru dan Inggris yang dikelola perwalian PBB)
Luas wilayah :21 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 10.000 jiwa
– Kepadatan : 621/km2
Mata uang : Dolar Australia (AUD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .nr
Kode telepon :+674
Republik Nauru adalah negara berbentuk republik terkecil di dunia,
dengan luas wilayah 21 Km2 dan jumlah penduduk 10.600 jiwa (2006).
Negara ini tidak memiliki ibukota resmi. Nauru terkenal dengan hasil
produksi fosfat-nya yang telah ditambang oleh gabungan perusahaan asing sejak 90 tahun terakhir.
Nauru tidak memiliki kota maupun ibu kota, namun Yaren umumnya
dianggap sebagai ibu kota negara secara de facto karena sebagian besar
kantor pemerintahan pusat terletak di distrik ini. PBB menggolongkan
Yaren sebagai “distrik utama”.
Nauru memperoleh kemerdekaan pada 31 Januari 1968 (dari Australia, Selandia Baru dan Inggris yang dikelola perwalian PBB)
Politik
Sebanyak
18 anggota parlemen terpilih pada tahun 2004. Parlemen ini kemudian
bertugas memilih presiden yang menjabat sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Dalam sistem multipartai, secara informal terdapat
dua partai di Nauru, yaitu Partai Demokratik (Democratic Party) dan
Partai Nauru (Nauru Party).
Pada
tahun 1999 dan 2003, terjadi peristiwa yang menyimpang dari aturan
mekanisme pengambilan suara yang intinya memilih René Harris dan Bernard
Dowiyogo sebagai pimpinan negara alternatif. Adapun Dowiyogo meninggal
saat menjabat pada tanggal 10 Maret 2003 di Washington D.C. setelah
menjalani operasi jantung. Ludwig Scotty yang terpilih sebagai presiden
pada tanggal 29 Mei 2003 untuk melanjutkan tugas presiden sebelumnya
hampir saja gagal memenangkan pemilu yang diselenggarakan pada bulan
Agustus 2003 apabila Harris tidak memberikan dukungannya.
Pada
tanggal 1 Oktober 2004, Scotty memberlakukan status darurat dan
membubarkan parlemen yang dianggapnya gagal mengesahkan APBN. Ia lalu
memenangkan pemilu yang diadakan pada bulan itu.
Pada
tahun 2003, Nauru sempat memutuskan diplomasi dengan Taiwan yang telah
dijalin selama 22 tahun dan berpaling kepada Republik Rakyat Cina.
Diplomasi dengan Taiwan kembali dijalin pada Mei 2005.
Geografi
Nauru
adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Samudra Pasifik bagian
selatan, persis di bawah garis khatulistiwa dan di sebelah selatan
Kepulauan Marshall. Jarak dari Pulau Papua ke Nauru kira-kira sebanding
dengan jarak dari Pulau Papua ke Pulau Jawa.
atau dapat dilihat lokasi lebih luas di kepulauan pasifik:
Distrik
Nauru dibagi menjadi 14 distrik, yaitu:
* Aiwo
* Anabar
* Anetan
* Anibare
* Baiti
* Boe
* Buada
* Denigomodu
* Ewa
* Ijuw
* Meneng
* Nibok
* Uaboe
* Yaren
* Aiwo
* Anabar
* Anetan
* Anibare
* Baiti
* Boe
* Buada
* Denigomodu
* Ewa
* Ijuw
* Meneng
* Nibok
* Uaboe
* Yaren
4.Tuvalu
Nama resmi : Commonwealth of Tuvalu
Ibu kota dan kota terbesar : Funafuti
Lagu kebangsaan : Tuvalu mo te Atua
Bahasa resmi : Tuvalu, Inggris
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional (anggota Persemakmuran Britania Raya)
– Kepala negara : Ratu Elizabeth II (dari Britania Raya)
– Gubernur Jenderal : Filoimea Telito
– Perdana Menteri :Apisai Ielemia
Kemerdekaan :1 Oktober 1978 dari Britania Raya
Luas wilayah : 26 km2
Penduduk :
– 2010 (PBB): 11.000 jiwa
– Kepadatan :447/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$12 juta
– Per kapita : US$1.100
Mata uang : Dolar Tuvalu atau Dolar Australia (AUD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .tv
Kode telepon :+688
Ibu kota dan kota terbesar : Funafuti
Lagu kebangsaan : Tuvalu mo te Atua
Bahasa resmi : Tuvalu, Inggris
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional (anggota Persemakmuran Britania Raya)
– Kepala negara : Ratu Elizabeth II (dari Britania Raya)
– Gubernur Jenderal : Filoimea Telito
– Perdana Menteri :Apisai Ielemia
Kemerdekaan :1 Oktober 1978 dari Britania Raya
Luas wilayah : 26 km2
Penduduk :
– 2010 (PBB): 11.000 jiwa
– Kepadatan :447/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$12 juta
– Per kapita : US$1.100
Mata uang : Dolar Tuvalu atau Dolar Australia (AUD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .tv
Kode telepon :+688
Tuvalu,
dulunya dikenal sebagai Kepulauan Ellice, adalah sebuah negara
kepulauan yang terletak di antara Hawaii dan Australia di Samudra
Pasifik. Titik tertinggi di antara 114 pulau yang membentuk negara ini
hanya setinggi 5 m di atas permukaan laut.
Pembagian wilayah administrasi
Tuvalu di bagi menjadi 9 distrik:
* Funafuti
* Nanumea
* Nui
* Nukufetau
* Nukulaelae
* Vaitupu
* Nanumanga
* Niulakita
* Niutao
Tuvalu di bagi menjadi 9 distrik:
* Funafuti
* Nanumea
* Nui
* Nukufetau
* Nukulaelae
* Vaitupu
* Nanumanga
* Niulakita
* Niutao
5.San Marino
Nama resmi :Serenissima Repubblica di San Marino
Ibu kota/Pusat pemerintaha: San Marino
Kota terbesar : Serravalle
Bahasa resmi : Italia
Agama mayoritas: Kristen (Katholik Roma)
Lagu kebangsaan: Inno Nazionale
Berdiri : 3 September 301
Pemerintahan: Republik
– 2 (dua) Wali Kapten (Two Captains-regent) :Gianfranco Terenzi & Loris Francini
Kemerdekaan :-
Luas wilayah:61.2 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 31.500 jiwa
– Kepadatan :471/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,94 miliar (174)
– Per kapita : US$34.600 (5)
Mata uang: Euro (EUR)
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .sm
Kode telepon :+378
Ibu kota/Pusat pemerintaha: San Marino
Kota terbesar : Serravalle
Bahasa resmi : Italia
Agama mayoritas: Kristen (Katholik Roma)
Lagu kebangsaan: Inno Nazionale
Berdiri : 3 September 301
Pemerintahan: Republik
– 2 (dua) Wali Kapten (Two Captains-regent) :Gianfranco Terenzi & Loris Francini
Kemerdekaan :-
Luas wilayah:61.2 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB): 31.500 jiwa
– Kepadatan :471/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,94 miliar (174)
– Per kapita : US$34.600 (5)
Mata uang: Euro (EUR)
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .sm
Kode telepon :+378
Republik San Marino merupakan
negara terkecil ke lima di dunia dan dikelilingi oleh Italia tepatnya
di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Rimini, daerah
Emilia-Romagna dan di sebelah selatan provinsi Pesaro dan Urbino, daerah
Marche.
San Marino adalah negara republik konstitusional tertua di dunia,
dibentuk pada 3 September 301 oleh Santo Marinus dari Rab, seorang
tukang batu Kristiani yang kabur pada saat persekusi agama oleh Kaisar
Romawi Diocletian. Konstitusi San Marino diberlakukan pada 1600, adalah
konstitusi tertua di dunia yang masih berlaku.
Sejarah
Menurut
tradisi, Santo Marinus meninggalkan pulau Rab di Kroasia bersama teman
seumur hidupnya Leo dan pergi ke Rimini sebagai tukang batu. Setelah
persekusi karena dia mengajar Kristiani, dia lari ke Monte Titano, di
mana dia membangun gereja kecil dan mendirikian kota dan negara San
Marino. Tanggal resmi pendirian Republik ini adalah 3 September 301.
Pada
pertengah abad ke-5, sebuah komunitas dibentuk, karena lokasinya yang
sulit dicapai dan kemiskinannya, negara ini berhasil mempertahankan
kemerdekaannya walaupun dengan sedikit gangguan. Pada 1631
kemerdekaannya diakui oleh Negara-negara Kepausan.
Patung dada dari Giuseppe Garibaldi di San Marino, monumen pertama di dunia yang didedikasikan kepada “Pahlawan Dua Dunia”. Buatan Stefano Galletti, didirikan pada 1882.
Patung dada dari Giuseppe Garibaldi di San Marino, monumen pertama di dunia yang didedikasikan kepada “Pahlawan Dua Dunia”. Buatan Stefano Galletti, didirikan pada 1882.
Pada
masa Unifikasi Italia di abad ke-19, San Marino berlaku sebagai tempat
pengungsian bagi banyak orang yang dipersekusi karena mendukung
unifikasi. Atas bantuan ini, Giuseppe Garibaldi menerima permintaan San
Marino untuk tidak disatukan ke dalam negara Italia yang baru. Napoleon
menolak merebut negara ini. Dan ketika ditanyakan mengapa, dia
berkomentar “Mengapa? Negara ini adalah sebuah model republik!”
Pada
Perang Dunia I, Italia mengumumkan perang pada Austria-Hungaria pada 23
Mei 1915. San Marino tetap bersikap netral dan Italia mengambil sikap
bermusuhan, menduga San Marino melindungi mata-mata Austria yang dapat
diberi akses ke stasiun radiotelegrafnya yang baru. Italia mencoba untuk
mendirikan detasemen Carabinieri secara paksa dalam wilayahnya dan
kemudian menolak hubungan telepon dengan Republik ketika negara ini
tidak setuju.
Pada
Perang Dunia II San Marino tetap bersikap netral. Namun pada 26 Juni
1944 negara ini dibom oleh RAF, yang percaya bahwa negara ini diperintah
oleh pasukan Jerman dan digunakan untuk menumpuk senjata. Enam puluh
orang meninggal dalam operasi tersebut. San Marino menampung ribuan
pengungsi yang mencari keamanan ketika pasukan Sekutu melalui Gothic
Line.
San
Marino menjadi anggota Majelis Eropa pada 1988 dan anggota PBB pada
1992. Negara ini bukan anggota Uni Eropa, tetapi mengadopsi mata uang
Euro karena sistem keuangannya terintegrasi dengan Italia.
Latar belakang
Republik
San Marino merupakan republik tertua di dunia yang masih ada, yang
dibentuk pada tahun 301 oleh Santo Marinus (atau San Marino dalam bahasa
Italia). Meskipun adalah negara merdeka sendiri tetapi masih tergantung
pada Italia yang mengelilinginya.
Giuseppe
Garibaldi yang menyatukan Italia pada tahun 1860 pernah menyembunyikan
diri dari musuh di San Marino. Di sana beliau mendapatkan bala bantuan
dari pemimpin San Marino dan rakyatnya untuk meneruskan perjuangannya.
Maka itu Giuseppe Garibaldi berjanji bahwa San Marino akan tetap menjadi
negara merdeka sendiri.
Geografi
San
Marino adalah sebuah enklaf dalam Italia, berbatasan dengan region
Emilia-Romagna dan Marche. Topografinya didominasi oleh Pegunungan
Apennine. Titik tertinggi di negara ini adalah Gunung Titano, terletak
pada ketinggian 749 m di atas permukaan laut. San Marino adalah negara
terkecil ke-3 di Eropa setelah Kota Vatikan dan Monako. San Marino tidak
memiliki tanah yang datar, 100% negara ini terletak di atas pegunungan.
Demografis
Negara
ini berpenduduk kurang lebih 30,000 orang, termasuk 1,000 orang asing,
yang sebagian besarnya adalah orang Italia. Kurang lebih 5,000
penduduknya tinggal di luar negeri, sebagian besar tinggal di Italia.
Bahasa yang digunakan di negara ini adalah bahasa Italia. Menurut CIA
World Factbook, rata-rata jangka hidup laki-laki mencapai 78.52 tahun
sedangkan perempuan mencapai 85.72 tahun.
Transportasi
San
Marino tidak memiliki bandara sendiri, tetapi memiliki sebuah landasan
helikopter yang terletak di Borgo Maggiore. Bandara yang terdekat berada
di kota Rimini, Italia, yaitu bandara internasional Federico Fellini.
Ekonomi
Walaupun
San Marino bukan merupakan anggota Uni Eropa namun euro menjadi mata
uang resmi negara ini. Industri utama di negara ini bergerak dalam
bidang perbankan, elektronik dan keramik. Produksi agrikultur utama
dalam yaitu anggur dan keju.
6.Liechtenstein
Nama resmi : Principality of Liechtenstein (Jerman: Fürstentum Liechtenstein)
Ibu kota : Vaduz
Kota terbesar : Schaan
Bahasa resmi : Jerman
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional
– Kepala negara : Pangeran Hans-Adam II
– Bupati : Alois
– Perdana Menteri : Otmar Hasler
Berdiri: 23 Januari 1719 (Principality of Liechtenstein didirikan)
Kemerdekaan : 12 Juli 1806 (kemerdekaan dari Kekaisaran Romawi Suci)
Luas wilayah: 160 km2
Penduduk :
– 2009 (PBB) : 35.000 jiwa
– Kepadatan : 210/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,82 miliar (177)
– Per kapita : US$25.000 (27)
Mata uang : Franc Swiss (CHF)
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .li
Kode telepon : +423
Ibu kota : Vaduz
Kota terbesar : Schaan
Bahasa resmi : Jerman
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional
– Kepala negara : Pangeran Hans-Adam II
– Bupati : Alois
– Perdana Menteri : Otmar Hasler
Berdiri: 23 Januari 1719 (Principality of Liechtenstein didirikan)
Kemerdekaan : 12 Juli 1806 (kemerdekaan dari Kekaisaran Romawi Suci)
Luas wilayah: 160 km2
Penduduk :
– 2009 (PBB) : 35.000 jiwa
– Kepadatan : 210/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,82 miliar (177)
– Per kapita : US$25.000 (27)
Mata uang : Franc Swiss (CHF)
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .li
Kode telepon : +423
Kepangeranan Liechtenstein beribu
kota Vaduz adalah sebuah negara kerajaan seluas kurang lebih 120
kilometer persegi yang terkurung daratan. Terletak di tepi timur Sungai
Rhein di antara negara Austria dan Swiss, segala urusan luar negeri
negara berbahasa Jerman ini diurus oleh Swiss. Liechtenstein terkenal
pula dengan jasa perbankan dan mengandalkan pendapatan dari sektor
pariwisata, terutama penjualan prangko.
Munisipalitas
Liechtenstein dibagi menjadi 11 munisipalitas (gemeinde):
* Vaduz
* Schaan
* Balzers
* Triesen
* Eschen
* Mauren
* Triesenberg
* Ruggell
* Gamprin
* Schellenberg
* Planken
* Vaduz
* Schaan
* Balzers
* Triesen
* Eschen
* Mauren
* Triesenberg
* Ruggell
* Gamprin
* Schellenberg
* Planken
7.Kepulauan Marshall
Nama resmi : Republic of the Marshall Islands
Ibu kota (dan kota terbesar) : Majuro
Bahasa resmi : Marshall, Inggris
Lagu kebangsaan : Forever Marshall Islands
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Jurelang Zedkaia
Kemerdekaan : 21 Oktober 1986 (dari perwalian-AS diberikan PBB)
Luas wilayah :181.3 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB) :54.400 jiwa
– Kepadatan : 325/km2 (20)
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,115 miliar (190)
– Per kapita : US$1.600 (158)
Mata uang : Dolar AS (USD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .mh
Kode telepon :+692
Ibu kota (dan kota terbesar) : Majuro
Bahasa resmi : Marshall, Inggris
Lagu kebangsaan : Forever Marshall Islands
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Jurelang Zedkaia
Kemerdekaan : 21 Oktober 1986 (dari perwalian-AS diberikan PBB)
Luas wilayah :181.3 km2
Penduduk:
– 2010 (PBB) :54.400 jiwa
– Kepadatan : 325/km2 (20)
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,115 miliar (190)
– Per kapita : US$1.600 (158)
Mata uang : Dolar AS (USD)
Zona waktu : (UTC+12)
– Musim panas (DST) : (UTC+12)
Domain Internet : .mh
Kode telepon :+692
Republik Kepulauan Marshall adalah
sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik bagian barat,
terdiri dari . Dia berbatasan dengan Nauru dan Kiribati di sebelah
selatan, Mikronesia di barat, dan Pulau Wake di utara.
Sejarah
Walaupun
warga Mikronesia menghuni Kepulauan Marshall pada abad 2000 SM,
pengetahuan tentang sejarah awal negara ini hanya sedikit. Penjelajah
Spanyol Alonso de Salazar merupakan orang Eropa pertama yang menemukan
Kep. Marshall, tetapi kepulauan ini tidak pernah dikunjungi lagi selama
beberapa abad hingga kapten Inggris John Marshall mengunjuginya pada
1788; kepulauan ini dinamakan menurut namanya.
Sebuah
perusahaan dagang Jerman mendirikan cabang di Kep. Marshall pada 1885
yang menjadi bagian dari protektorat Jerman Nugini beberapa tahun
kemudian. Jepang menguasai kepulauan ini pada Perang Dunia I berdasarkan
mandat Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
Gbr. sebuah kubah beton besar selama kawah yang ditinggalkan oleh ledakan nuklir di Pulau Runit topi lepas puing-2 radioaktif dari tes di tahun 1940-an dan 1950-an
Pada
1944 saat Perang Dunia II, Amerika Serikat menyerbu kepulauan ini dan
memasukkannya ke dalam Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik (Trust
Territory of the Pacific Islands). Setelah perang berakhir, AS mulai
melaksanakan beberapa uji coba nuklir di Kep. Marshall yang berlanjut
hingga 1960-an. Akibatnya, banyak penduduk Marshall yang terkena efek
tingkat radiasi tinggi sehingga klaim kompensasi masih berlangsung
hingga kini.
Pada
1979, Republik Kep. Marshall didirikan dan sebuah perjanjian Compact of
Free Association dengan AS ditandatangani, yang mulai berlaku pada
1986.
Geografi
Kep.
Marshall terdiri dari 29 atol dan 5 pulau terpencil. ⅔ populasinya
tinggal di Atol Majuro (juga nama ibu kota) dan Ebeye. Siklon tropis
kadang-kadang melanda kepulauan ini.
8.Saint Kitts dan Nevis
Nama resmi : Federation of Saint Christopher and Nevis
Ibu kota (dan kota terbesar) : Basseterre
Lagu kebangsaan : O Land of Beauty!
Bahasa resmi : Inggris
Agama masyoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional (Anggota Commonwealth Britania Raya)
– Kepala negara : Ratu Elizabeth II (Ratu Inggris)
– Gubernur-Jenderal : Sir Cuthbert Sebastian
– Perdana Menteri : Dr. Denzil Douglas
Kemerdekaan :19 September 1983 dari Britania Raya
Luas wilayah :269 km2
Penduduk :
– 2001 (PBB) : 46.000 jiwa
– Kepadatan : 149/km2 (51)
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,59 miliar (183)
– Per kapita : US$14.293 (48)
Mata uang : Dolar Karibia Timur (XCD)
Zona waktu : (UTC-4)
– Musim panas (DST) : (UTC-4)
Domain Internet : .kn
Kode telepon : +869
Ibu kota (dan kota terbesar) : Basseterre
Lagu kebangsaan : O Land of Beauty!
Bahasa resmi : Inggris
Agama masyoritas : Kristen
Pemerintahan : Monarki konstitusional (Anggota Commonwealth Britania Raya)
– Kepala negara : Ratu Elizabeth II (Ratu Inggris)
– Gubernur-Jenderal : Sir Cuthbert Sebastian
– Perdana Menteri : Dr. Denzil Douglas
Kemerdekaan :19 September 1983 dari Britania Raya
Luas wilayah :269 km2
Penduduk :
– 2001 (PBB) : 46.000 jiwa
– Kepadatan : 149/km2 (51)
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$0,59 miliar (183)
– Per kapita : US$14.293 (48)
Mata uang : Dolar Karibia Timur (XCD)
Zona waktu : (UTC-4)
– Musim panas (DST) : (UTC-4)
Domain Internet : .kn
Kode telepon : +869
Federasi Saint Kitts dan Nevis adalah
sebuah negara kepulauan yang terletak di Kepulauan Leeward, Karibia.
Ibu kota dan kursi pemerintahan federal bertempat di Pulau Saint Kitts.
Pulau Nevis yang lebih kecil wilayahnya berjarak sekitar 3 km sebelah
tenggara Saint Kitts.
Lingkungan
Saint Kitts dan Nevis dibagi menjadi 14 lingkungan (parish):
* Christ Church Nichola Town
* Saint Anne Sandy Point
* Saint George Basseterre
* Saint George Gingerland
* Saint James Windward
* Saint John Capisterre
* Saint John Figtree
* Saint Mary Cayon
* Saint Paul Capisterre
* Saint Paul Charlestown
* Saint Peter Basseterre
* Saint Thomas Lowland
* Saint Thomas Middle Island
* Trinity Palmetto Point
* Saint Anne Sandy Point
* Saint George Basseterre
* Saint George Gingerland
* Saint James Windward
* Saint John Capisterre
* Saint John Figtree
* Saint Mary Cayon
* Saint Paul Capisterre
* Saint Paul Charlestown
* Saint Peter Basseterre
* Saint Thomas Lowland
* Saint Thomas Middle Island
* Trinity Palmetto Point
09. Maladewa
Nama resmi : Republic of Maldives
Ibu kota (dan kota terbesar) : Malé
Bahasa resmi : Divehi
Lagu kebangsaan : Gavmii mi ekuverikan matii tibegen kuriime salaam
Agama resmi : Islam (100%)
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Mohamed Nasheed
– Wakil Presiden : Mohammed Waheed Hassan
Kemerdekaan : 26 Juli 1965 dari Britania Raya
Luas wilayah : 298 km2
Penduduk :
– 2010 (PBB) : 313.900 jiwa
– Kepadatan 1.163/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$2,38 miliar (165)
– Per kapita : US$7.327 (80)
Mata uang : Rufiyaa (MVR)
Zona waktu : (UTC+5)
– Musim panas (DST) : (UTC+5)
Domain Internet : .mv
Kode telepon : +960
Ibu kota (dan kota terbesar) : Malé
Bahasa resmi : Divehi
Lagu kebangsaan : Gavmii mi ekuverikan matii tibegen kuriime salaam
Agama resmi : Islam (100%)
Pemerintahan : Republik
– Presiden : Mohamed Nasheed
– Wakil Presiden : Mohammed Waheed Hassan
Kemerdekaan : 26 Juli 1965 dari Britania Raya
Luas wilayah : 298 km2
Penduduk :
– 2010 (PBB) : 313.900 jiwa
– Kepadatan 1.163/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$2,38 miliar (165)
– Per kapita : US$7.327 (80)
Mata uang : Rufiyaa (MVR)
Zona waktu : (UTC+5)
– Musim panas (DST) : (UTC+5)
Domain Internet : .mv
Kode telepon : +960
Ibukota Male terletak di Atol paling tengah.
Republik Maladewa adalah
sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol di Samudra
Hindia. Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar
700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang
terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota.
dan lihat yang ini:
Dibawah ini gambar beberapa Atol di Maladewa yang sungguh indah, cantik dan eksotik, diantaranya:
10.Malta
Nama resmi : Republic of Malta
Ibu kota :Valletta
Kota terbesar : Birkirkara
Bahasa resmi : Malta, Inggris
Lagu kebangsaan : L-Innu Malti
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Sistem Parlemen
– Presiden : George Abela
– Perdana Menteri : Lawrence Gonzi
Kemerdekaan : 21 September 1964 dari Britania Raya
Luas wilayah : 316 km2
Penduduk :
– 2009 (PBB) : 410.000 jiwa
– Kepadatan :1.261/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$7,57 miliar
– Per kapita : US$19.302
Mata uang : Euro (EUR) – sejak 1 Januari 2008
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .mt
Kode telepon : +356
Ibu kota :Valletta
Kota terbesar : Birkirkara
Bahasa resmi : Malta, Inggris
Lagu kebangsaan : L-Innu Malti
Agama mayoritas : Kristen
Pemerintahan : Sistem Parlemen
– Presiden : George Abela
– Perdana Menteri : Lawrence Gonzi
Kemerdekaan : 21 September 1964 dari Britania Raya
Luas wilayah : 316 km2
Penduduk :
– 2009 (PBB) : 410.000 jiwa
– Kepadatan :1.261/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2005
– Total : US$7,57 miliar
– Per kapita : US$19.302
Mata uang : Euro (EUR) – sejak 1 Januari 2008
Zona waktu : (UTC+1)
– Musim panas (DST) : (UTC+2)
Domain Internet : .mt
Kode telepon : +356
Republik Malta adalah
sebuah negara kepulauan di Eropa Selatan. Malta terdiri dari lima
pulau, tiga di antaranya berpenghuni, di tengah-tengah Laut Tengah.
Letaknya yang strategis telah menyebabkan Malta dijajah oleh berbagai
penguasa selama berabad-abad. Malta dikenal sebagai tujuan pariwisata
khususnya bagi orang Eropa. Sejak 1993, Malta terbagi menjadi 68 dewan
kota (local council).
Pembagian Wilayah
Sejak tahun 1993, Malta dibagi menjadi 68 dewan kota yaitu:
* Il-Kunsill Lokali tal-Belt Valletta (Ċittà Umillisima) – South Street, Valletta
* Il-Kunsill Lokali tal-Imdina (Ċittà Notabile) – Council Square, Mdina
* Il-Kunsill Lokali tal-Birgu (Ċittà Vittoriosa) – Couvre Porte Street, Vittoriosa
* Il-Kunsill Lokali tal-Isla (Ċittà Invicta) – St. Joseph Street, Senglea
* Il-Kunsill Lokali ta’ Bormla (Ċittà Cospicua) – St. Margaret Square, Cospicua
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Qormi (Ċittà Pinto) – Victory Street, Qormi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħaż-Żebbuġ (Ċittà Rohan) – Bishop Caruana Street, Żebbuġ, Malta
* Il-Kunsill Lokali tas-Siġġiewi (Ċittà Ferdinand) – St. Nicholas’ Square, Siġġiewi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħaż-Żabbar (Ċittà Hompesch) – Ċawsli Street, Żabbar
* Il-Kunsill Lokali taż-Żejtun (Ċittà Beland) – St. Angelo Street, Żejtun
* Il-Kunsill Lokali tar-Rabat Għawdex (Ċittà Vittoria) – Independence Square, Victoria, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħ’Attard – Main Street, Attard
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Balzan – Main Street, Balzan
* Il-Kunsill Lokali ta’ Birkirkara – Thomas Fenech Street, B’Kara
* Il-Kunsill Lokali ta’ Birżebbuġa – St. Mary’s Street, B’Bugia
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħad-Dingli – Sienja Lane, Dingli
* Il-Kunsill Lokali tal-Fgura – Carmelo Street, Fgura
* Il-Kunsill Lokali tal-Floriana – E.S. Tonna Square, Floriana
* Il-Kunsill Lokali tal-Fontana – Spring Street, Fontana, Gozo
* Il-Kunsill Lokali t’Għajnsielem – Apiration Square, Għajnsielem, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tal-Għarb – Visitation Street, Għarb, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Għargħur – St. Nicholas’ Street, Għargħur
* Il-Kunsill Lokali tal-Għasri – Rev. C. Caruana Street, Għasri, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Għaxaq – Labour Avenue, Għaxaq
* Il-Kunsill Lokali tal-Gudja – R. Caruana Street, Gudja
* Il-Kunsill Lokali tal-Gżira – Rue D’Argens, Gżira
* Il-Kunsill Lokali tal-Ħamrun – St. Joseph High Street, Hamrun
* Il-Kunsill Lokali tal-Iklin – Romancers Path, Iklin
* Il-Kunsill Lokali tal-Kalkara – Salvatur Estate, Kalkara
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Kerċem – Orvieto Square, Kerċem, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Kirkop – St. Benedict Street, Kirkop
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Lija – R. Mifsud Bonnici Street, Lija
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Luqa – St. Paul’s Street, Luqa
* Il-Kunsill Lokali tal-Marsa – Balbi Street, Marsa
* Il-Kunsill Lokali ta’ Marsaskala – Salini Street, M’Scala
* Il-Kunsill Lokali ta’ Marsaxlokk – V. Cassar Street, M’Xlokk
* Il-Kunsill Lokali tal-Mellieħa – New Mill Street, Mellieħa
* Il-Kunsill Lokali tal-Imġarr – Sir Harry Luke Street, Mġarr
* Il-Kunsill Lokali tal-Mosta – Constitution Street, Mosta
* Il-Kunsill Lokali tal-Imqabba – Parish Street, Mqabba
* Il-Kunsill Lokali tal-Imsida – Church Street, Msida
* Il-Kunsill Lokali tal-Imtarfa – Maltese Regiments Street, Mtarfa
* Il-Kunsill Lokali tal-Munxar – Profs. G. Aqulina Street, Munxar, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tan-Nadur – North Street, Nadur, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tan-Naxxar – 21st September Avenue, Naxxar
* Il-Kunsill Lokali ta’ Paola – Sir Paul Boffa Garden, Church Street, Paola
* Il-Kunsill Lokali ta’ Pembroke – Alamein Street, Pembroke
* Il-Kunsill Lokali ta’ Tal-Pietà – K. Mifsud Street, Pieta’
* Il-Kunsill Lokali tal-Qala – Bishop M. Buttigieg Street, Qala, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tal-Qrendi – Church Street, Qrendi
* Il-Kunsill Lokali tar-Rabat – Hospital Street, Rabat
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Safi – School Street, Safi
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Ġiljan – Forrest Street, St. Julians’
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Ġwann – R. Caruana Dingli Street, San Ġwann
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Lawrenz – Our Lady of Sorrows Street, St. Lawrence, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Pawl il-Baħar – St. Paul’s Street, St. Paul’s Bay
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Sannat – Sannat Road, Sannat, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Santa Luċija – Faqqani Estate, Sunflower Street, St. Lucia
* Il-Kunsill Lokali ta’ Santa Venera – St. Joseph High Street, St. Venera
* Il-Kunsill Lokali ta’ Tas-Sliema – Depiro Street, Sliema
* Il-Kunsill Lokali tas-Swieqi – St. Andrews’ Road, Swieqi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Tarxien – St. Mary’s Street, Tarxien
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Xbiex – Mradd Street, Ta’ Xbiex
* Il-Kunsill Lokali tax-Xagħra – 8th September Avenue, Xagħra, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tax-Xewkija – Tingi Tower Street, Xewkija, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tax-Xgħajra – E. Ellul Street, Xgħajra
* Il-Kunsill Lokali taż-Żebbuġ Għawdex – Church Street, Żebbuġ, Gozo
* Il-Kunsill Lokali taż-Żurrieq – P.P. Saydon Street, Żurrieq
* Il-Kunsill Lokali tal-Imdina (Ċittà Notabile) – Council Square, Mdina
* Il-Kunsill Lokali tal-Birgu (Ċittà Vittoriosa) – Couvre Porte Street, Vittoriosa
* Il-Kunsill Lokali tal-Isla (Ċittà Invicta) – St. Joseph Street, Senglea
* Il-Kunsill Lokali ta’ Bormla (Ċittà Cospicua) – St. Margaret Square, Cospicua
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Qormi (Ċittà Pinto) – Victory Street, Qormi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħaż-Żebbuġ (Ċittà Rohan) – Bishop Caruana Street, Żebbuġ, Malta
* Il-Kunsill Lokali tas-Siġġiewi (Ċittà Ferdinand) – St. Nicholas’ Square, Siġġiewi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħaż-Żabbar (Ċittà Hompesch) – Ċawsli Street, Żabbar
* Il-Kunsill Lokali taż-Żejtun (Ċittà Beland) – St. Angelo Street, Żejtun
* Il-Kunsill Lokali tar-Rabat Għawdex (Ċittà Vittoria) – Independence Square, Victoria, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħ’Attard – Main Street, Attard
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Balzan – Main Street, Balzan
* Il-Kunsill Lokali ta’ Birkirkara – Thomas Fenech Street, B’Kara
* Il-Kunsill Lokali ta’ Birżebbuġa – St. Mary’s Street, B’Bugia
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħad-Dingli – Sienja Lane, Dingli
* Il-Kunsill Lokali tal-Fgura – Carmelo Street, Fgura
* Il-Kunsill Lokali tal-Floriana – E.S. Tonna Square, Floriana
* Il-Kunsill Lokali tal-Fontana – Spring Street, Fontana, Gozo
* Il-Kunsill Lokali t’Għajnsielem – Apiration Square, Għajnsielem, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tal-Għarb – Visitation Street, Għarb, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Għargħur – St. Nicholas’ Street, Għargħur
* Il-Kunsill Lokali tal-Għasri – Rev. C. Caruana Street, Għasri, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Għaxaq – Labour Avenue, Għaxaq
* Il-Kunsill Lokali tal-Gudja – R. Caruana Street, Gudja
* Il-Kunsill Lokali tal-Gżira – Rue D’Argens, Gżira
* Il-Kunsill Lokali tal-Ħamrun – St. Joseph High Street, Hamrun
* Il-Kunsill Lokali tal-Iklin – Romancers Path, Iklin
* Il-Kunsill Lokali tal-Kalkara – Salvatur Estate, Kalkara
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Kerċem – Orvieto Square, Kerċem, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Kirkop – St. Benedict Street, Kirkop
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Lija – R. Mifsud Bonnici Street, Lija
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Luqa – St. Paul’s Street, Luqa
* Il-Kunsill Lokali tal-Marsa – Balbi Street, Marsa
* Il-Kunsill Lokali ta’ Marsaskala – Salini Street, M’Scala
* Il-Kunsill Lokali ta’ Marsaxlokk – V. Cassar Street, M’Xlokk
* Il-Kunsill Lokali tal-Mellieħa – New Mill Street, Mellieħa
* Il-Kunsill Lokali tal-Imġarr – Sir Harry Luke Street, Mġarr
* Il-Kunsill Lokali tal-Mosta – Constitution Street, Mosta
* Il-Kunsill Lokali tal-Imqabba – Parish Street, Mqabba
* Il-Kunsill Lokali tal-Imsida – Church Street, Msida
* Il-Kunsill Lokali tal-Imtarfa – Maltese Regiments Street, Mtarfa
* Il-Kunsill Lokali tal-Munxar – Profs. G. Aqulina Street, Munxar, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tan-Nadur – North Street, Nadur, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tan-Naxxar – 21st September Avenue, Naxxar
* Il-Kunsill Lokali ta’ Paola – Sir Paul Boffa Garden, Church Street, Paola
* Il-Kunsill Lokali ta’ Pembroke – Alamein Street, Pembroke
* Il-Kunsill Lokali ta’ Tal-Pietà – K. Mifsud Street, Pieta’
* Il-Kunsill Lokali tal-Qala – Bishop M. Buttigieg Street, Qala, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tal-Qrendi – Church Street, Qrendi
* Il-Kunsill Lokali tar-Rabat – Hospital Street, Rabat
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Safi – School Street, Safi
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Ġiljan – Forrest Street, St. Julians’
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Ġwann – R. Caruana Dingli Street, San Ġwann
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Lawrenz – Our Lady of Sorrows Street, St. Lawrence, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ San Pawl il-Baħar – St. Paul’s Street, St. Paul’s Bay
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Sannat – Sannat Road, Sannat, Gozo
* Il-Kunsill Lokali ta’ Santa Luċija – Faqqani Estate, Sunflower Street, St. Lucia
* Il-Kunsill Lokali ta’ Santa Venera – St. Joseph High Street, St. Venera
* Il-Kunsill Lokali ta’ Tas-Sliema – Depiro Street, Sliema
* Il-Kunsill Lokali tas-Swieqi – St. Andrews’ Road, Swieqi
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ħal Tarxien – St. Mary’s Street, Tarxien
* Il-Kunsill Lokali ta’ Ta’ Xbiex – Mradd Street, Ta’ Xbiex
* Il-Kunsill Lokali tax-Xagħra – 8th September Avenue, Xagħra, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tax-Xewkija – Tingi Tower Street, Xewkija, Gozo
* Il-Kunsill Lokali tax-Xgħajra – E. Ellul Street, Xgħajra
* Il-Kunsill Lokali taż-Żebbuġ Għawdex – Church Street, Żebbuġ, Gozo
* Il-Kunsill Lokali taż-Żurrieq – P.P. Saydon Street, Żurrieq
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/
Langganan:
Postingan (Atom)